✿ ܓ Sekilas Tentang Pacaran (Part II) ✿ܓ



Pacaran…? Hari gini gak punya pacar? Helloooooowww…… :D Di zaman globalisasi ini, sering kita sebagai muslim/muslimah dipertanyakan “punya pacar?”, “punya mantan berapa?”, “koleksi mantan udah berapa?” Kalo gak gandeng cewek/cowok (truck gandeng kali yaaa) d’bilang cupu bin kuper. Walhasil, banyak remaja yang tengsin kalau masih nyandang predikat jomblo, akhirnya merekapun memakai seribu satu jurus buat
menarik perhatian lawan jenis. Apa seperti itu gaul yang sehat? Apa Islam gak punya tuntunan dalam bergaul? Jawabannya ada, termasuk menyikapi rasa cinta. Rasa cinta itu memiliki makna yang luas, gak cuma mencakup cinta sesama lawan jenis saja. Cinta terhadap diri sendiri (bukan egois), cinta terhadap orang tua, cinta terhadap sesama dan cinta yang paling hakiki adalah Cinta pada Dzat Yang Maha Kekal, Allah Subhanahu wa Ta’ala.
       

Lantas bagaimana dengan cinta terhadap lawan jenis? Apakah Islam melarangnya? Apa Islam punya solusi bagaimana mengatasi persoalan cinta? Jawabannya : Iya, Islam adalah agama yang sempurna yang mengatur segala aspek kehidupan. Sejatinya, kita sebagai muslim menjadikan Islam as our way life….kenapa? karena semua sudah tertera dalam Al-Qur’an yaitu :“Pada hari ini telah Ku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku ridhoi Islam sebagai agamamu” (QS Al-Maidah : 3)       
           
Lantas bagaimana Islam mengatur soal cinta? Allah berfirman:

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia. Dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS Ali-Imran : 14)
Ada pula Firman Allah yang lain yaitu : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang." (QS Maryam : 96)

            Jadi, cinta itu adalah fitrah. Jagalah ia jangan sampah jadi fitnah. Jangan mentang-mentang cinta itu fitrah, kita jadikan alasan untuk bebas mencintai dan mengemas hubungan dgn pacaran. Bukan dengan alasan itu kemudian berdalih apa yang kita lakukan dalam pacaran adalah sebagai wujud dari sifat fitrah yang kita miliki. Pacaran sering diidentikkan dengan bunga mawar, warna merah jambu, seabrek kado, perayaan hari jadian, jalan-jalan, SMS atau teleponan tiap hari. Katanya sih pacaran itu langkah awal mencari seorang teman dekat dalam menuju proses pendewasaan kepribadian. Masa sih? Kepribadian yang dewasa gak ada hubungannya dengan pacaran. Orang yang berpengalaman banyak dalam hal pacaran gak menjamin memiliki kepribadian dewasa. Sebaliknya, gak sedikit gara-gara pacaran kepribadian seseorang itu rapuh. Misalnya begitu diputusin pacar, gak sedikit yang terlalu menggalaukan diri atau lebih parah lagi malah lebih memilih bunuh diri. Apa itu orang yang memiliki kepribadian dewasa?    
       
            Pacaran juga sering dianggap sebagai bentuk penjajakan untuk mendapatkan jodoh. Argumennya, sebelum mengambil keputusan menikah, ada baiknya “menguji” si calon itu tadi. Kalo memang pacaran untuk mencari jodoh, mestinya benar-benar yang sudang punya pemikiran matang donk yang melakukan!!??!? Tapi kenapa malah banyak pelaku pacaran adalah pelajar ber-rok biru atau si rok abu-abu? Atau bahkan si bocah bau kencur ber-rok merah udah aktif dalam pacaran?!?!? Masya Allah…!!! Lantas apa tujuan pacaran? Apa karena punya rencana menikah? Jelas enggak! Jelas karena belum bisa menikah mereka berpacaran. Semua syahwat yang dilarang (sebelum waktunya) oleh Islam justru mendapatkan penyaluran dlm pacaran. Mereka merasa bahwa pacaran itu membawa kebahagiaan dan kenikmatan, padahal mereka tercebur dilautan dosa.      
 
            Ada pula yang menyebutkan untuk saling mengenal satu sama lain dan belajar untuk saling menyempurnakan, saling mengerti, saling berusaha mnjadi yg terbaik bagi pasangan, saling menasehati, saling melayani, saling membantu, saling bertumbuh keimanan pada Dia yang telah menciptakan pasangan yaitu Allah. Tentu kita akan terheran, sebelah mana pacaran dapat menumbuh keimanan? Apa dengan berdua-dua, berpegang tangan dsb? Naudzubillahi mindzalik. Jelas bukan. Apa karena diingatin makan tiap waktu?? Tanpa diingatin pacarpun kita bisa makan kok dan kitapun pasti langsung makan sendiri saat merasa lapar meski tanpa diingatin pacar. Walau bagaimanapun gak ada alasan yang jelas tentang pacaran.
  Allah Swt berfirman :
dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina adalah perbuatan keji dan jalan yang teramat buruk” (Q.S. Al-Isra’ : 32)
 
        Ada juga yang beralasan berpacaran untuk bisa merubah diri lebih baik. Ada yang jatuh cinta karena sering diingatin shalat. Apa pantas karena diingatin shalat akhirnya berujung pacaran? Sungguh disayangkan kalau pacaran Cuma karena diingatkan shalat, kita sebagai seorang muslim/muslimah yang balig dan berakal sudah pasti mesti tahu Azan selalu berkumandang untuk mengigatkan kita shalat. Dan bagi orang-orang yang shalat hanya karena diingatkan sang pacar maka inilah cintanya orang musyrik. Barangsiapa mencintai sesuatu sebagaimana ia mencintai Allah, yang ia lakukan bukan karena allah dan bukan karena mencari ridha-Nya, sesungguhnya ia telah menjadikan sesuatu sebagai tandingan Allah.

You Might Also Like

2 comments

  1. Kak.. kalo pacaran bukan jalan y baik untk mencari pasangan, terus gimana kita bisa tau kalo calon pasangan kita itu adalah y terbaik untk kita?


    Miss u, kak :D

    ReplyDelete
  2. Kasih 1000 Cie aja lah untuk tulisan ini :D

    ReplyDelete

Flickr Images